Salah satu kegiatan pastoral yang membutuhkan kepekaan dan ketekunan adalah mendoakan orang yang sudah meninggal. Kegiatan pastoral bagi orang-orang yang sudah dipanggil Tuhan juga membutuhkan kepekaan hati supaya dapat memberi peneguhan, penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan, dan tidak menambah beban serta kekhawatiran bagi mereka.
Buku kecil ini bertujuan untuk mengimbau para gembala umat dan semua saja yang terlibat di dalam pendidikan iman umat menjadikan Kitab Suci buku doa umat.
Salah satu bentuk penghargaan kita terhadap Sabda Yesus itu dapat kita ungkapkan dalam ibadat meditatif seperti yang disusun dalam buku ini yang dapat dilaksanakan secara perseorangan atau bersama-sama dalam kelompok, tidak hanya dalam masa prapaskah.
Doa dan ibadat untuk orang mati amat penting bagi orang beriman dalam menghadapi peristiwa kematian. Doa dan ibadat itu menjadikan peristiwa kematian memiliki arti sebagai pengambilan bagian dalam kematian dan kebangkitan Kristus.
Dengan syair dan melodi yang dipilih berdasarkan ketentuan liturgi yang ada, diharapkan perayaan Ekaristi Kaum Muda semakin hidup, dinamis, dan sungguh mampu mewujudkan perayaan misteri keselamatan Allah bagi kita.
Dene makna angka-angka (3,7,40,100) in dinten pengetan punika kita salarasaken kaliyan piwulang iman ingkan kapethik saking ayat-ayat Kitab Suci, amrih mboten namung ela-elu, tanpa mangertos tujuwanipun. Upaminipun pengetan 40 dintenipun, saged kasalarasaken kaliyan siyam Dalem Gusti Yesus selami 40 dinten wonten ing ara-ara samun.
Buku ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan pelayanan umat yang tidak mungkin terlayani oleh imam, khususnya dalam pelayanan mendoakan orang sakit, pemakaman, dan doa arwah. Semoga buku ini berguna bagi pemuka jemaat, prodiakon, katekis antar rumput yang akan melaksanakan tugas pelayanan orang sakit, pemakaman, dan doa arwah di wilayahnya, sehingga akhirnya mereka mampu menumbuhkan kehidupan berim…
Keluarga mempunyai peranan yang strategis dalam kehidupan iman. Keluarga menjadi lahan tumbuhnya penghayatan iman yang benar dan aktual, karena di dalam keluarga dibangun dasar-dasar iman bagi para anggotanya, terutama anak-anak dan kaum muda agar mereka kelak bisa menjadi orang beriman yang handal, tangguh, mendalam berwawasan terbuka dengan dasar kasih.
Buku ini berisi aneka sharing iman para romo yang berkarya di Keuskupan Surabaya sebagai refleksi pada Tahun Liturgi dan sekaligus menyongsong Kongres Ekaristi.
Dalam buku ini, penulis seperti biasanya memberikan pemaknaan Ekaristi yang amat khas, amat pribadi dan menyangkut pengalaman hidup yang amat nyata. khususnya hidup yang dihayati di tengah-tengah dunia yang semakin sekuler yang amat menantang iman.
Melalui teks dan ilustrasi komputer yang menarik, memperkenalkan kepada anak-anak bagian-bagian Gereja Katolik dan objek-objek yang digunakan dalam ibadat.
Bagi Blackwell, musik adalah wahana misteri. Ia menulis bahwa musik dapat: Menghadirkan rasa kagum (awe) yang merupakan inti pengalaman religius, Menyembuhkan keterpecahan batin manusia, Menjadi jembatan menuju pemahaman akan kehadiran Tuhan dalam dunia.
Buku ini merupakan catatan-catatan penting tentang musik Liturgi Gereja Katolik yang diinspirasi dari pengalaman penulis serta rekan-rekan saat melayani sebagai anggota paduan suara dalam berbagai perayaan Liturgi selama ini.
Uraian tentang Lectio Divina atau kebiasaan membaca dan merenungkan Kitab Suci dalam sikap serta suasana doa ini memang khusus ditulis untuk Keluarga Karmel, tetapi sebenarnya mempunyai arti yang lebih luas dari padanya. Bukankah Sabda Allah ditujukan kepada semua orang dan merupakan sumber utama iman kristiani?