Homili dalam buku ini bukan sebagai bahan siap saji melainkan sebagai sumber inspirasi yang masih perlu dikembangkan sesuai dengan situasi umat yang disapa.
Buku ini menawarkan gagasan-gagasan pokok yang singkat tetapi padat mengenai inti homili. Buku ini juga memberi tips, bagaimana menyusun homili agar homili itu bukan sekadar pengajaran yang memenuhi budi, melainkan sapaan iman yang mengobarkan hati.
Homili bukan sekedar menyampaikan ajaran Gereja berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi. Lebih jauh lagi, homili mengungkap pula bagaimana iman itu diwujudkan di dalam hidup sehari-hari.
Dengan membaca buku ini, para prodiakon semakin terdorong berlatih, berlatih, dan berlatih berhomili.
Tugas seorang prodiakon salah satunya adalah mempersembahkan permenungan berdasar Kitab Suci kepada umat.
Salah satu kegiatan pastoral yang membutuhkan kepekaan dan ketekunan adalah mendoakan orang yang sudah meninggal. Kegiatan pastoral bagi orang-orang yang sudah dipanggil Tuhan juga membutuhkan kepekaan hati supaya dapat memberi peneguhan, penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan, dan tidak menambah beban serta kekhawatiran bagi mereka.
Terbitnya buku ini agar para Prodiakon bisa membuang rasa takut, cemas, khawatir. Dengan membaca buku ini, para prodiakon mendapatkan inspirasi peristiwa-peristiwa syukur yang pernah dialami dan dirasakan siapa pun.