Buku ini mengusung gagasan yang mendalam tentang bagaimana "Firman", khususnya dalam konteks liturgi, bukan hanya sekadar kata-kata yang dibaca atau didengarkan, tetapi suatu peristiwa sakramental, yaitu suatu tindakan di mana Kristus hadir dalam kata yang dikumandangkan dan umat beriman mengalami, mendengar, dan merespon.